Selasa, 11 Oktober 2016

september oktober

hujan mengguyur sore di hari-hari yang paginya dihiasi teriknya matahari. kadang setiap hari, bahkan sepanjang hari. saya harap kesehatan senantiasa Dia berikan pada saya, keluarga dan orang-orang yang saya sayangi. rahmat hujan selalu kami syukuri, entah itu saya juga teman-teman di sosial media, cukuplah hujan menjadi manfaat untuk semesta. tapi saat melihat siaran televisi, oh pilu juga hati, semoga saudara-saudara kita korban bencana alam diberikan kekuatan dan kesabaran lebih.
angin terasa lebih kencang menerpa wajah. banyak suara-suara yang coba tidak saya masukkan ke hati. banyak perkataan yang hanya ingin saya lewatkan di kuping tanpa harus mencernanya di otak. sesekali cuek itu mungkin solusinya. menahan emosi untuk berdebat itu kadang melelahkan, tapi akan lebih lega saat kita berhasil diam.
harapkan gerimis hujan menyapu hal-hal yang tidak berkenan dan yang tidak sejalan dengan hati, hingga semuanya akan menjadi lebih baik.

Sabtu, 24 September 2016

udara pagi


Bahagia itu... saat diri ini tenang, merasa cukup, penuh syukur, tersenyum atas kesedehanaan :)

Selasa, 30 Agustus 2016

mutiara mukmin milenium


Banyak yang bilang amalan sunnah itu amalannya orang-orang alim. Orang awam tidak cocok melakukan amalan sunnah. Itu klise, justru yang merasa tidak alim harus lebih banyak melakukan amalan sunnah karena amalan wajib yang dilakukan orang awam tidak sesempurna amalan wajib yg dilakukan oleh orang-orang alim.

itu tadi salah satu butir-butir pikiran dari buku ini yang bikin ngena banget *glekk. Mengapa kita harus stak di tempat, mengapa kita harus merasa cukup dengan amalan wajib saja? sungguh tidak cukup. Belum tentu amalan wajib kita cukup untuk memberatkan timbangan kebaikan kita mengingat perilaku khilaf alpa dosa kita yg segunung banyaknya. Ditambah lagi jaman sekarang banyak sekali godaan, kebakhilan dan kemaksiatan tidak lagi tabu, segala hal rela dilakukan orang demi meraih dunia dan memuaskan hawa nafsunya, tak sedikit yang berani menjatuhkan saudaranya sendiri bahkan agamanya, naudzubillah, ampuni dosa-dosa kami ya Allah.

Pada buku ini kita diajak untuk kembali mengenal siapa diri kita, siapa pemilik kita, dan apa tujuan hidup kita. Buku ini sebagai pencerah sekaligus penyemangat dimana di dalamnya berisi kiat-kiat dan tuntunan menjalani kehidupan di era milenium lengkap dengan contoh-contoh keseharian inspiratif yang mengena di hati, menyadarkan diri dan tentunya berpedoman dengan ajaran Islam. Bahasa dan penyampaiannya ringan, sangat cocok untuk dibaca oleh anak muda seperti kita.

Kemudian sedikit membahas bab menarik tentang Gemar Berdakwah, sebagai salah satu mutiara mukmin milenium. Seperti halnya buku ini, buku ini juga bagian dari berdakwah. Seorang mukmin harus berdakwah, dakwah adalah kekuatan agama, karena dengan berdakwah artinya kita menghidupkan agama, dengan catatan mereka harus menjadi contoh teladan dulu, melakukan baru berucap. Sebagai fenomena yang patut disyukuri, sekarang banyak anak muda juga mulai berdakwah dengan memanfaatkan media sosial, lewat tulisan dan gambar yang kreatif dan menarik. Dan tak sia-sia banyak usia sepantarannya yang terinspirasi lalu ikut berhijrah. Dakwah tidak boleh berhenti, ini adalah bentuk ikhtiar untuk menjaga dan mewujudkan lingkungan yang islami dan positif.